View this post on Instagram
BUKA puasa bersama setiap bulan suci Ramadhan memang tidak hanya ada dan dilakukan di Kelurahan Duyu. Di seantero Kota Palu ini bahkan banyak ditemui, di rumah-rumah, di masjid-masjid, atau bahkan di gedung-gedung tertentu di sekitar lingkungan tempat tinggal dengan mudah dapat dijumpai.
Tapi buka puasa bersama di Duyu kali ini menjadi lebih spesifik, bukan karena banyaknya penganan yang disediakan, atau ramainya orang-orang yang datang, melainkan semangat dan kebersamaan yang menyertainya dan itu telah menahun dilakukan warga setempat.
Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 Wita kurang sedikit, sekelompok remaja putra dan putri yang tergabung dalam Remaja Islam Masjid (Risma) Nurul Hasanah Aceh sudah hadir di bawah tenda yang telah didirikan sejak menjelang Ramadhan tiba.
Remaja-remaja itu sigap menata meja panjang dan menderet kursi-kursi plastik sepanjang tenda. Remaja lainnya membersihkan paving blok yang dikotori dedaunan. Di sebelahnya, tiga remaja berdiri di depan tenda menyambut kue-kue buka puasa yang silih berganti dihantarkan warga sekitar.
Kue-kue beragam jenis dan citarasa itu dikelompokkan dan lalu dihampar di atas piring plastik yang juga sudah disediakan, termasuk minuman dengan beragam jenis, air putih, dingin atau panas. Klopp…
“Bukan kali ini saja, jauh sebelum masjid ini berganti nama menjadi Masjid Jami Nurul Hasanah Aceh, kebiasaan buka puasa bersama seperti ini sudah berlangsung,” ungkap seorang totua di sela-sela persiapan buka puasa bersama itu.
Oiya, masjid ini sebelumnya bernama Masjid Nurul Hasanah, lalu berubah menjadi Masjid Jami Nurul Hasanah Aceh setelah pemerintah dan masyarakat Aceh membantu pembangunan kembali masjid itu yang ambruk akibat bencana 28 September 2018 lalu. Masjid unik yang diarsiteki Andry Widyowijatnoko ini memadukan kekhasan bangunan Palu dan Aceh dan diresmikan pada 22 November 2020.
Kembali ke buka puasa bersama, waktu buka puasa semakin dekat, tatanan penganan di atas wadah-wadah sudah siap, warga sekitar berdatangan dan para pelintas pun berhenti. Lalu, gema adzan pun berkumandang penanda santap sudah boleh dilakukan.
Tidak ada rebutan, tidak ada desak-desakan, semuanya tertib dan teratur, bahkan boleh saling bertukar penganan. Mereka yang datang tidak sekadar menikmati hidangan berbuka puasa, tapi juga membangun silaturahmi, menjalin asih, merasakan kebersamaan, memupuk persaudaraan sesama muslim.
Subhanallah, benar kata Allah SWT, kegembiraan di wajah dan di hati muslim saat tiba waktu buka puasa. (bmz)