Tag: buka puasa

pojokPALU > Blog >
Puasa, Anak-Anak Persipal U-12 Tetap Berlatih

Puasa, Anak-Anak Persipal U-12 Tetap Berlatih

Pesepakbola anak yang tergabung dalam Persipal U-12 menunggu waktu berbuka puasa usai latihan bersama di Lapangan Nunu, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (18/4/2022). (Foto: bmzIMAGES/Basri Marzuki)

 

Di sisi Timur lapangan sepakbola Nunu, puluhan anak-anak usia 12-13 tahun sedang duduk bersila. Di depannya telah terhidang aneka penganan plus dua gelas plastic, satunya berisi air putih dan satunya lagi berisi sirup kelapa muda.

Anak-anak yang jumlahnya 24 orang itu sedang menunggui waktu berbuka puasa. Mereka memang melakukan buka puasa bersama usai latihan rutin yang digelar empat kali dalam sepekan. Mereka teap ceria, meski sisa-sisa peluh masih membasahi kaos yang dikenakannya.

Saat itu, waktu sudah menunjukkan pukul 17.45 Wita, yang berarti beberapa saat lagi tiba waktunya berbuka puasa. Seorang di antara mereka berdiri dan mendekati seorang perempuan yang bertugas menuangkan minuman ke dalam gelas-gelas plastic itu.

(Foto: bmzIMAGES/Basri Marzuki)

Rupanya anak yang baru duduk di kelas lima SD itu bermaksud menambah porsi sirup kelapa mudanya yang kelihatan tidak lebih banyak dari rekan-rekan lain sebayanya yang sudah duduk manis.

“Allahu Akbar, Allahu Akbar,” terdengar suara azan dari pengeras suara masjid yang terletak tidak jauh dari lapangan hijau itu. Serentak anak-anak itu mengucapkan basmalah lalu meneguk air putih dan lalu sirup kelapa mudanya.

“Alhamdulillah,” seru salah seorang anak yang sedari tadi sudah melepas sepatu bolanya.

Mereka bersyukur, karena meski di bulan puasa dan juga berarti sedang berpuasa, mereka tetap bisa memenuhi jadwal latihan bolanya yang ketat.

“Ini rutin, selama bulan puasa ini, mereka usai latihan selalu buka puasa bersama di lapangan ini,” kata Ikhsan, salah seorang manajemen Persipal U-12 di sela-sela buka puasa sore itu.

(Foto: bmzIMAGES/Basri Marzuki)

Menurut Ikhsan, puasa bukanlah halangan bagi anak-anak untuk tetap latihan bersama. Justeru sebaliknya katanya, puasa mengajari anak-anak binaan itu agar memiliki mental dan spirit yang lebih baik.

“Terutama kebersamaan. Momentum puasa ini mereka merasa saling perhatian, saling bertenggangrassa, merasakan letih dan haus bersama. Ini memupuk kekompakan tim,” ujar Ikhsan.

Meski durasi waktu latihan lebih singkat dari hari biasanya, namun menurutnya itu tidak menjadi soal, karena tekanan latihannya adalah melatih teknik dan skill anak-anak binaan itu.

Sejak dilakukan recruitment pada Januari 2022 lalu, sediktinya telah 24 anak-anak dari berbagai daerah dikumpulkan dan dibina oleh Persipal Palu di bawah bendera Persipal U-12.

Dari jumlah itu, setengahnya atau 12 orang anak adalah mereka yang anak berbakat sepakbola yang direkrut dari beberapa daerah, mulai dari Sigi, Poso, Morowali dan berbagai daerah lainnya di Sulawesi Tengah.

“Yang dari luar Palu disediakan tempat khusus, termasuk menyekolahkan mereka di SD di Palu,” sebut Ikhsan.

Bersama pelatih dan anak yang tergabung dalam Persipal U-12 menunggu waktu berbuka puasa usai latihan bersama di Lapangan Nunu, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (18/4/2022). (Foto: bmzIMAGES/Basri Marzuki)

Belajar dari pola pembinaan sepakbola di banyak wilayah, diharapkan pembinaan terpola dan sistematis seperti yang dilakukan dalam Persipal U-12 ini, beberapa tahun ke depan Persipal Palu akan memiliki pemain-pemain berbakat yang mumpuni karena sudah ditempa dari kecil.

“Dalam waktu dekat akan ada tiga kejuaraan sepakbola U-12 tingkat regional dan nasional. Kita belum berharap banyak, tapi paling tidak, kita sudah melakukan persiapan,” sebutnya.

Untuk sampai pada tahap prestasi, tentunya kata Ikhsan, butuh dukungan dari semua pihak, tidak hanya agar dapat mengembalikan kejayaan Persipal Palu di masa lalu, tapi juga untuk membuktikan bahwa Persipal juga bicara soal sepakbola. (afd)

Adu Layang-Layang di Jembatan Lalove

Adu Layang-Layang di Jembatan Lalove

Sejumlah warga mengadu layang-layangnya di bantaran sungai Kelurahan Nunu, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (14/4/2022). Adu layangan pada setiap sore sejak Ramadhan itu ramai dilakukan warga sambil menunggu waktu berbuka puasa. ANTARA FOTO/Basri Marzuki

BAGI warga, menunggu datangnya waktu berbuka puasa atau “ngabuburit” dapat dilakukan dengan beragam cara seperti nongkrong di pantai, di perbukitan, atau bahkan berburu kuliner.

Tapi bagi sebagian warga lainnya, mengadu layang-layang yang sedang mengangkasa terbilang cukup menyenangkan. Seperti yang dilakukan warga di sekitar bantaran sungai dekat Jembatan Lalove di Kelurahan Nunu, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (14/4/2022).

Puluhan warga tampak asyik dengan layang-layang adunya yang sedang mengangkasa. Layangan adu itu tidak hanya disukai kalangan anak-anak muda tetapi juga dewasa bahkan orang tua. Sorak sorai gembira terdengar riuh ketika di antaranya berhasil memutuskan tali layangan yang lainnya.

Pemandangan permainan layangan adu seperti itu terlihat sejak memasuk Ramadhan lalu. Mereka mengaku, sangat menikmati permainan itu, terlebih jika berhasil memutuskan layangan lainnya.

Seorang warga menunjukkan layang-layang adunya sebelum diterbangkan di bantaran sungai Kelurahan Nunu, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (14/4/2022). Adu layangan pada setiap sore sejak Ramadhan itu ramai dilakukan warga sambil menunggu waktu berbuka puasa. ANTARA FOTO/Basri Marzuki

“Ini hiburan saja, sekaligus menunggu waktu berbuka puasa,” kata pria yang disapa dengan Mas di lokasi itu, Kamsi (14/4/2022).

Untuk mendapatkan layangan adu, di lokasi itu juga terdapat penjualnya yang juga pecinta layangan adu. Harga cukup terjangkau, rata-rata Rp15 ribu sampai Rp20 ribu per layang-layang dengan aneka pilihan motif atau gambar.

Bukan hanya itu, benang atau senar yang digunakan sebagai pengikat layang-layang juga tersedia, termasuk alat penggulungnya.

“Kami datang polos saja ke sini karena semuanya sudah disediakan, tinggal bayar,” kata pecinta layangan adu lainnya, Slamet.

Seorang warga membawa layang-layang yang berhasil didapatkannya dari pengejaran layangan adu yang putus di bantaran sungai Kelurahan Nunu, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (14/4/2022). Adu layangan pada setiap sore sejak Ramadhan itu ramai dilakukan warga sambil menunggu waktu berbuka puasa. ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Permainan itu menjadi lebih lengkap lagi karena ada saja warga yang bertindak sebagai pemburu layangan putus. Saat salah satu layangan  adu diputuskan oleh layangan lainnya, seketika itu pemburu bergerak mengejar layangan dimaksud.

Pemburu kemudian kembali ke lokasi membawa layangan buruannya dan menjual kembali dengan harga yang lebih rendah dibanding dengan layangan yang baru.

Bukan kali ini saja pecinta layangan adu itu bermain di tempat tersebut. Di sejumlah tempat seperti di bekas reklamasi pantai Talise juga kerap digelar lomba layangan adu. (afd)