View this post on Instagram
PUKUL 02.00 Wita atau dini hari menjelang sahur, Jalan KH. Wahid Hasyim, Palu Barat, tempat Posko Sahur Gratis Himpunan Pemuda Alkhairaat (HPA) berdiri nyaris tutup oleh parkiran kendaraan, baik roda empat, lebih-lebih roda dua, baik di sisi kiri maupun sisi kanan jalan. Pemilik kendaraan-kendaraan itu sedang mengantre untuk mendapatkan makanan sahur gratis.
Mirip pasar malam, jubelan warga yang didominasi kalangan remaja, baik laki-laki maupun perempuan seperti menyemut di titik itu. Datang dan pergi silih berganti. Mereka yang sudah mendapatkan jatah makan sahur langsung bergegas pergi, dan sementara itu, ada lagi warga lainnya yang datang untuk maskud yang sama.
Di antara warga itu ada pula yang menyantap makan sahurnya di tempat, terutama mereka yang tidak keburu sampai di rumah lagi setelah mendapat makan sahru gratis. “Makan di sini saja, kalau pulang sudah keburu imsak,” kata Ahmad, salah seorang warga yang mengaku sejak sahur pertama Ramadhan sudah menyambangi Posko itu untuk makan sahur gratis. Ia mengaku tinggal di Buluri.
Tiga orang warga lainnya, dua cowok dan seorang cewek menyodorkan jatah makan sahurnya ke petugas untuk dibungkuskan. Mereka mengaku akan menyantap makan sahurnya itu di rumah. Seketika petugas itu mengambil tas kresek dan menuang makan sahur itu lalu menyerahkan kembali Kembali kepada tiga warga tersebut.
Seorang warga tampak tergopoh-gopoh memasuki Posko itu. Matanya tertuju kepada meja panjang yang sudah kosong. Makanan sahur yang tadinya tersedia di atas meja itu, didapatinya sudah habis.
“Waduh, sudah habis!” ujarnya.
“Mohon maaf, kalau bisa besok datang lebih cepat,” ujar salah soerang relawan.
Ia telat gara-gara motor yang dikendarainya mogok ketika dalam perjalanan di dekat Jembatan III. Ia terpaksa mendorong motornya ke Posko itu, walau akhirnya ia harus kecewa karena “buruannya” sudah habis. Beruntung, seorang warga lainnya rela berbagi makan sahur dengan pria itu.
Begitu sekelumit kehirukpikukan yang terjadi di Posko Sahur Gratis yang diinisiasi Himpunan Pemuda Alkhairaat Pusat Palu antara pukul 02.00 sampai 04.00 Wita atau pada saat waktu sahur di Jalan KH Wahid Hasyim, Palu Barat itu.
Setiap waktunya tiba, puluhan relawan HPA yang umumnya mahasiswa itu berjibaku untuk melayani warga yang datang untuk makan sahur gratis. Lebih dari selusin anak muda relawan HPA terlibat untuk itu, kerja, beramal dan sekaligus makan sahur di tempat itu.
Inisiator Posko Sahur Gratis, Husen Idrus Alhabsy yang juga Ketua HPA Pusat Palu di sela-sela pelayanan itu mengungkapkan, Posko itu diadakan selama Ramadhan ini. Tapi, bukan kali ini saja Posko itu ada, sejak 12 tahun lalu, inisiatif positif ini sudah dilaksanakan.
“Jadi sudah 12 tahun kami melakukan ini,” ujarnya.
Ia menceritakan, 12 tahun lalu ketika kegiatan sosial itu diinisiasi, hanya melibatkan beberapa pribadi atau individu-individu. Namun sejalan dengan perjalanan waktu dan makin banyak orang yang menyadari nilai positifnya, maka semakin banyak orang yang bergabung, termasuk memantik minat majelis-mejelis atau perkumpulan, dan komunitas masyarakat.
Ia mengungkapkan, setiap malamnya pihaknya rata-rata menghabiskan hingga 7 karung beras, sekitar 560 butir telur, dan tiga tabung gas besar untuk menyediakan ribuan porsi makan sahur gratis tersebut. Itu belum termasuk bumbu-bumbu dan bahan pelengkap lainnya termasuk menyediakan air minum kemasan.
Berdasarkan catatan yang dibuat oleh relawan HPA yang bertugas melayani warga, setidaknya terdapat lebih dari seribu warga yang datang setiap malamnya. Di antara mereka yang datang itu kebanyakan para remaja dan juga mahasiswa kos-kosan.
“Ada juga yang datang tapi tidak makan di sini, tapi langsung dibungkus. Malam ini menurut catatan kami ada 935 orang yang membungkus makan sahur untuk dibawa pulang, dan banyak juga yang makan di Posko sini,” beber Husen.
Yang datang tambah Husen, bukan hanya kalangan anak muda yang beragama Islam, tetapi juga agama lainnya.
“Tapi tidak masalah, Posko ini untuk menebar manfaat dan kebaikan, siapapun kalau perlu, silakan datang,” ujar Husen.
Lalu dari mana sumber pembiayaan Posko Sahur Gratis yang sudah menjadi rutinitas selama 12 tahun Ramadhan ini? Husen mengungkapkan, sumbernya dari donasi para pribadi, individu, majelis, komunitas masyarakat dan lembaga-lembaga.
“Termasuk sebuah komunitas bernama One Peace, yaitu komunitas penjual sayur, mereka yang sehari-harinya menjual sayur baik yang menggunakan motor maupun mobil. Mereka punya peran besar untuk kelangsungan Posko Sahur Gratis ini,” sebut Husen.
Apa motifnya? Husen menjawabnya dengan singkat. “Tak ada yang lain, kami hanya mencari berkah dan ridha dari Allah SWT,” tandas Husen. (bmz)