View this post on Instagram
PERAYAAN Idul Adha tahun 1445 H kali ini menjadi lebih berkesan bagi umat muslim yang notabene adalah penyintas bencana yang berdiam hunian tetap (Huntap) Talise. Bagaimana tidak! Idul Adha kali ini adalah pertama kalinya dirayakan di kawasan itu.
Sumringah warga di pagi hari berjalan menuju Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berada tepat di depan gerbang masuk huntap tersebut. Sebagian lagi lainnya mengendarai sepeda motor dan mobil, terutama yang lokasi huniannya relatif jauh dari taman tersebut.
Sejumlah petugas tampak sibuk menyetel pembesar suara agar kedengaran pas di telinga. Petugas lainnya mengarahkan warga yang baru datang ke dalam shaf-shaf yang sudah ditentukan. Di saaat bersamaan, gema takbir menggema ke huntap itu.
Senin (17/6/2024) pagi itu, serentak di seantero Kota Palu digelar shalat Idul Adha 1445 H.
Seorang pengurus berdiri dari duduknya dan meraih mic yang ada di podium. Ia mendesak warga yang masih berjalan santai menuju RTH itu untuk mempercepat langkahnya karena waktu shalat sudah semakin dekat.
Ia juga meminta warga yang sudah tiba di lokasi namun masih berdiri, berbincang, dan berfoto-foto agar segera bergabung dengan jamaah lainnya di shaf-shaf yang masih kosong. Jumlah keseluruhan jamaah sekitar ratusan, sekira dengan jumlah huntap yang berdiri di perbukitan Mantikulore itu.
Masih dengan mic di tangannya, pengurus tadi mengingatkan rukun-rukun dan syarat sahnya shalat Idul Adha, termasuk memberitahukan tata cara dan bacaan-bacaannya. Dan sejurus kemudian Ketika waktu menunjukkan pukul 07.00 Wita, seluruh jamaah dipersilakan berdiri untuk melaksanakan shalat bersejarah di tempat itu.
Hening, kecuali hanya suara imam yang sedang melantunkan lafadz Quran terdengar, hingga salam terakhir diucapkan. Tak ada satu pun yang beranjak dari duduknya usai shalat itu, kecuali ibu-ibu di shaf belakang yang harus menenangkan rengekan balitanya yang diterpa matahari pagi.
Khatib naik ke mimbar dan menyampaikan keutamaan-keutamaan berkurban sebagai bagian integral dari Idul Adha itu sendiri. Lalu hening Kembali ketika doa dipanjatkan menandai akhir dari khutbah tersebut.
Jamaah itu lalu berdiri, saling salaman, saling berangkulan, saling meminta maaf. Tapi tak jauh dari situ, sejumlah jamaah lainnya melampiaskan keinginannya yang tertahan sejak tadi untuk segera befoto di anjungan RTH itu.
View menawan Teluk Palu yang “telanjang” cukup mengisnpirasi sejumlah jamaah untuk tidak segera pulang setelah ritual shalat Idul Adha itu. Tua muda, lelaki Perempuan, anak-anak, remaja dan dewasa, tumplek di anjungan itu, menikmati anugrah Tuhan akan alam yang demikian ciamik.
Selamat hari raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1445 H. (bmz)