LOMBA Mural bertema Moderasi beragama yang digelar Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 2 Palu mendapat apresiasi dari banyak pihak, tak terkecuali Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid.
“Ini menunjukkan bahwa sekolah ini bekerja luar biasa dalam memberikan motivasi terhadap anak-anak,” kata Wali Kota, Hadaianto Rasyid saat membuka lomba tersebut di halaman MTs Negeri 2 Palu, Selasa (11/6/202).
Wali Kota Hadianto menyatakan, MTs Negeri 2 Palu menunjukkan pergerakan yang positif, mulai dari kebersihan lingkungan hingga program-program inovatif lainnya tak terkecuali lomba mural kali ini.
Ia berharap, melalui lomba ini, para siswa dapat mengembangkan kreativitas mereka dan memahami pentingnya moderasi beragama.
Sementara itu, Sekretaris Panitia Lomba Mural yang juga Wakil Kepala Madrasah Bidang Akademik MTs Negeri 2 Palu, Naif Abdun menyebutkan, ada 14 sekolah setingkat MTs dan SMP se Kota Palu yang mengikuti lomba tersebut.
“Ide awalnya lomba mural ini ketika disadari bahwa kemajemukan itu juga ada di sekolah. Kalau di MTs semuanya muslim, tetapi di SMP tentu beragam. Ini yang mendasari kenapa lomba mural moderasi beragama ini digelar, yaitu kita ingin para siswa paham apa itu moderasi beragama, toleransi dan sebagainya,” jelas Naif.
Lomba mural itu berlangsung sehari dan akan langsung dinilai pada sore harinya oleh tim juri yang terdiri dari unsur seniman, pengkaji budaya dan dari pihak madrasah sendiri.
Selaim lomba mural, kesempatan itu juga dimanfaatkan oleh siswa memamerkan aneka produk kerajinan hasil terapan Kurikulum Merdeka di sekolah tersebut, termasuk berbagai produk daur ulang sampah.
Juga dilakukan sosialisasi tentang bahan pangan berbahaya bekerjasama dengan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Palu.
“Khusus untuk kegiatan lingkungan, kami mensinergikan dengan program Pemkot Palu di bidang lingkungan, seperti penenaman pohon yang sudah digelar tadi,” sebutnya.
Sejalan dengan itu, di MTs Neger 2 Palu juga disebutkan sedang berlangsung program lingkungan bertajuk ‘Hijau Lingkunganku’ dan ‘Diet Plastik’. Program itu menuntut pembiasaan kepada setiap siswa untuk menjaga kebersihan termasuk meminimalisir penggunaan plastic.
“Di sekolah ini tidak ada bank sampah, karena tidak ada sampah. Anak-anak tidak membawa sampah dan kalau pun ada sampah, maka itu diolah Kembali untuk menjadi produk yang berguna,” imbuh Naif. (bmz)