DIREKTUR Buah dan Florikultura, Kementerian Pertanian, Liferdi Lukman menantang Pemkot Palu untuk menjadikan Kota Palu sebagai Kota Anggur. Tantangan itu dicetuskannya saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Penerapan Teknologi Budidaya Anggur di kawasan perkebunan anggur Kelompok Tani Duyu Bangkit di Kelurahan Duyu, Palu, Kamis (30/5/2024).
Liferdi menilai, Kota Palu memiliki potensi untuk menjadi Kota Anggur karena selain topografinya, iklimnya juga sangat mendukung. Buktinya kata Liferdi saat memberikan sambutan pembukaan, pada kondisi tertentu di daerah lainnya tanaman anggur tidak bisa tumbuh, tapi di Palu justeru pertumbuhannya subur.
“Ternyata budidaya anggur di Palu ini sudah berlangsung sejak lama, sejak 1980-an, sementara di Jawa kan belum lama. Artinya, Palu lebih paham soal anggur ini, tinggal bagaimana teknologinya diterapkan agar produksinya berkualitas dan nilai ekonominya bisa lebih besar,” kata Liferdi.
Ia membeberkan, impor buah anggur secara nasional mencapai 125 ribu ton setiap tahunnya yang jika dirupiahkan akan setara dengan sekitar Rp7 triliun. Nilai itu menurutnya bukan angka sedikit dan seharusnya menjadi peluang tersendiri bagi para petani yang mengusahakan buah anggur ini.
“Ceruk pasar kita sangat terbuka, produksi kita tidak mampu memenuhi permintaan yang demikian besar,” ungkapnya. Karea itulah lanjutnya, peluang ini harus dimanfaatkan oleh para petani anggur tak terkecuali di Palu. Apalagi lanjutnya, ia mengaku mendengar kalau buah anggur di Palu juga akan dipersiapkan untuk menunjang Ibu Kota Negara (IKN).
Menurutnya, di sinilah tantangannya. Di satu sisi harus bisa memproduksi dalam jumlah besar, namun di sisi lain ada keterbatasan seperti lahan, teknologi budidaya, bibit, pupuk, hama penyakit, dan banyak hal lainnya.
Namun menurutnya, di sini pulalah diperlukan sinergi dan kolaborasi. Jika ada kerelaan untuk mau menjadikan Kota Palu sebagai Kota Anggur, maka semua pihak harus turun tangan. Sehingga para petani sebutnya benar-benar fokus pada produksi. Petani misalnya tidak perlu “puyeng” ketika butuh bibit karena sudah siap, sudah ada pupuk ketika diperlukan, dan seterusnya.
Sebelumnya, Wali Kota Palu yang dijadwalkan hadir pada Bimtek tersebut diwakilkan kepada Kadis Pertanian Kota Palu, Asriani Mastura. Dalam sambutan Wali Kota yang dibacakannya, Asriani menyatakan apresiasinya atas inisiatif menggelar Bimtek tersebut.
Ia berharap, dengan Bimtek tersebut, para petani anggur terutama dari Kelompok Tani Anggur Duyu Bangkit dapat meningkatkan kapabilitas dan keterampilannya sehingga produk buah anggur yang dihasilkannya dapt lebih berkualitas.
Kadis Pertanian Sulteng, Nelson Metubun yang juga hadir pada kesempatan itu mewakili Gubernur Sulteng mengatakan, peluang usaha buah anggur saat ini terbilang sangat terbuka, terlebih jika dikaitkan dengan kehadiran IKN.
“Karenanya saya berharap agar petani anggur di kampung anggur ini dapat terus meningkatkan produksinya,” harap Nelson.
Bimtek Penerapan Teknologi Budidaya Anggur itu digelar atas Kerjasama Kelompok Tani Anggur Duyu Bangkit dengan Dinas Pertanian Kota Palu. Selain diisi dengan materi teknis budidaya anggur dari Kementerian Pertanian RI, juga diperkaya dengan kehadiran Asosiasi Pegiat Anggur Indonesia (Aspai) bahkan kesempatan itu juga dimanfaatkan untuk pembentukan Aspai Kota Palu yang diketuai oleh Andris, salah seorang anggota petani anggur Duyu Bangkit. (afd)