RIBUAN umat Hindu dari berbagai domisili di Kota Palu dan sekitarnya tumplek di Pura Melasti Pantai Dupa, Kelurahan Layana Indah untuk melaksanakan ritual Melasti, Minggu (10/3/2024).
Ritual yang dilaksanakan menjelang perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 yang jatuh pada Senin (11/3/2024) itu berlangsung lebih khidmat karena dihadiri Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid yang sekaligus meresmikan pemanfaatan pura seluas 800 meter persegi itu.
Ritual diawali dengan iring-iringan Pinandita memasuki pura dikuti umat yang membawa sesajen untuk persembahan. Persembahan kemudian dihaturkan ke sumber air yakni di Pantai Dupa oleh petugas umat menggunakan perahu.
Penghaturan itu juga dikuti dengan simbolisasi penyucian diri dengan melakukan pembasuhan persembahan yang dipanggul umat. Sembari itu, kidung puji-pujian kepada Dewata dan Hyang Widi Wase terus dikumandangkan diiringi tetabuhan.
“Upacara Melasti yang digelar sehari menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 ini untuk meningkatkan Sradha dan Bhakti kepada para Dewata manifestasi Tuhan Yang Maha Esa, untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat, menghilangkan papa klesa, dan mencegah kerusakan alam,” jelas Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Palu, I Made Lungayasa usai upacara tersebut.
Melasti diartikan sebagai nganyudang malaning gumi ngamet tirta amertha yang berarti menghanyutkan atau membuang segala kotoran alam menggunakan air suci. Kotoran yang dimaksud adalah segala kotoran (dosa), baik dalam diri manusia (wan alit) maupun yang ada di dunia (wan agung). Selain itu, Melasti juga dilakukan sebagai wujud membersihkan Pralingga atau alat-alat persembahyangan.
I Made Lungayasa menyebutkan, upacara Melasti yang digelar tahun ini di Palu lebih nyaman dari sebelumnya karena tempatnya sudah lebih baik. Kalau dulunya digelar begitu saja di tempat terbuka, saat ini sudah ada Pura Melasti Pantai Dupa yang baru saja diresmikan Wali Kota Palu, sehingga lebih representatif.
Ia berharap dengan Melasti ini semua umat bisa mengambil hikmah, terutama dari godaan-godaan, menimbulkan kekuatan dan dapat menselaraskan diri dengan alam melalui Nyepi.
“Selamat juga buat umat Muslim yang akan menjalankan ibadah puasa Ramadan,” ujar I Made Lungayasa. (bmz)