Skip to content
pojokpalu2000@gmail.com +62 851 8687 1165 | Senin-Sabtu: 08.00 - 16.00 Wita
pojokPALU

…menerangkan fakta, bernarasi visual…

  • HOME
  • peristiwa
  • sekitar
  • inspirasi
  • gaya hidup
  • Visual
    • foto
    • video
  • go
    • to pojokSIGI
    • to beritaPALU
    • to bmzIMAGES
    • to bmzFISHFARM
    • to bmzNETWORK

Nothing Found

It seems we can’t find what you’re looking for. Perhaps searching can help.

pojokpalu

https://pojokpalu.com/

Menelusuri Asal-Usul Kota Palu dari Arsip Sejarah Menelusuri Asal-Usul Kota Palu dari Arsip Sejarah
Hari Buku dan Hari Kearsipan Nasional yang jatuh pada 17 dan 18 Mei diperingati oleh Komunitas Historia Sulawesi Tengah (KHST) dengan sejumlah kegiatan yang dipusatkan di Gedung Juang Palu, Kamis (18/5/2023).
Di antara kegiatan tersebut adalah pameran buku, pameran arsip Kota Palu, diskusi sejarah, dan jelajah sejarah peninggalan onderafdeeling di Kota Palu. 
Ketua KHST, Anto Herianto mengatakan, sejumlah kegiatan itu digelar agar tidak lupa dan paham dengan sejarah, terutama dalam kaitan dengan kehadiran Kota Palu sebagai sebuah wilayah administratif....
Selengkapnya klik di bio atau link https://pojokpalu.com/2023/05/18/menelusuri-asal-usul-kota-palu-dari-arsip-sejarah/  #palu #heritage #sejarah #kotapalu #gedungjuang
Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Jemaat Imanu Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Jemaat Imanuel Palu menggelar lomba Taman Paskah di kawasan terbuka di Jalan Prof. Moh Yamin atau Jalur Dua, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (6/4/2023).
Sekretaris Panitia, Pnt Joni Karapan di sela-sela lomba itu menyatakan, lomba tersebut digelar merupakan rangkaian Hari Paskah atau peringatan hari wafatnya Yesus Kristus.
Lomba itu diikuti setidaknya 21 kelompok kebaktian dan 19 di antaranya sedang merampungkan pembangunan Taman Paskah-nya.
Selengkapnya klik di bio atau link: https://pojokpalu.com/2023/04/06/menyelami-hari-paskah-di-taman-paskah/  #palu #pojokpalu #paskah #gkst #imanuelpalu #tamanpaskah
Sebelum berdiri di simpang empat Jalan Jalan H. Ha Sebelum berdiri di simpang empat Jalan Jalan H. Hayun-Ki Maja dan Wahidin-Suharso, Masjid yang dulunya bernama Al-Hidayah itu berada di pinggir sungai, tak jauh dari Jembatan III. Banjir yang kerap melanda mengharuskannya dipindah ke tempat sekarang.
Waktu mengubahnya, sebelum bencana memporak-porandakan seisi kota 2018 lalu, masjid yang dibangun sekitar 1930 itu sudah terlalu tua untuk bertahan dengan struktur bangunannya. Ia bahkan terancam rubuh dan hanya menyisakan kubah nan lapuk.
Selangkapnya klik di bio atau link: https://pojokpalu.com/2023/03/31/memfungsikan-kembali-mushallah-pandapa-al-hidayah-besusu/  #palu #besusu #masjid #mushallah #pandapaalhidayahbesusu #islam #muslim #dmi
Masjid tanpa kubah berarsitektur mirip Ka'bah ini Masjid tanpa kubah berarsitektur mirip Ka'bah ini terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk di Jalan Sarikaya, Lorong Makassar, Kelurahan Kamonji, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu.
Masjid ini dibangun pada 2017 dengan memanfaatkan dana gotong royong warga setempat. Hingga bencana gempa menerjang pada 2018, bangunan masjid seluas 9x9 meter ini tidak selesai.
Pascagempa, pembangunan masjid yang lahannya adalah tanah wakaf itu dilanjutkan kembali. Alhasil masjid unik tersebut bisa diselesaikan dengan menelan dana hingga Rp700 juta hasil swadaya masyarakat.
Selengkapnya klik di bio atau ikuti tautan ini: https://pojokpalu.com/2023/03/22/masjid-kabah-baiturrahim-bersolek/
Ratusan umat Hindu dari berbagai penjuru di Kota P Ratusan umat Hindu dari berbagai penjuru di Kota Palu tumplek di Pantai Dupa, Kelurahan Layana Indah, Senin (20/3/2023). 
Mereka datang ke tempat itu untuk melaksanakan ritual Melasti, atau upacara penyucian diri menjelang Hari Raya Nyepi.
Melasti dilakukan di pantai dengan maksud menghanyutkan segala perbuatan buruk menggunakan air kehidupan (air laut). 
Selengkapnya klik di bio atau tautan : https://pojokpalu.com/2023/03/20/ritual-melasti-pantai-dupa/
Pak Udin (50) sibuk memanen tanaman sayurnya yang Pak Udin (50) sibuk memanen tanaman sayurnya yang ditanam di bantaran Sungai Palu, tidak jauh dari jembatan gantung Kelurahan Nunu, Tatanga. Sore itu, ia bersykur karena sayur sawinya akhirnya bisa dipanen.  Bercocoktanam di bantaran sungai itu sudah dilakukannya sejak beberapa tahun lalu, terutama setelah bencana menyasar wilayah Kota Palu. Ia nekat banting stir, dari tukang ojek menjadi petani sayur.  Selengkapnya klik di bio atau link: https://pojokpalu.com/2023/03/10/sesayuran-pun-tumbuh-subur-di-bantaran-sungai-palu/
OPERASI Keselamatan Tinombala 2023 yang digelar se OPERASI Keselamatan Tinombala 2023 yang digelar sejak 4 Februari lalu tidak hanya menyasar warga di jalan-jalan atau di fasilitas publik lainnya. Eks lokalisasi Tondo atau kerap disemati Tondo Kiri juga tak luput. Seperti dilakukan pada Sabtu (18/2/2023) pagi.  “Kegiatan Preemtif Operasi Keselamatan Tinombala Polda Sulteng melakukan edukasi tertib berlalu lintas menyentuh berbagai sektor lapisan masyarakat tidak terkecuali mereka yang mendiami kompleks Eks Lokalisasi di Kelurahan Tondo,” kata Kasatgas Preemtif Ops Keselamatan Tinombsla 2023, Kompol Abu Bakar Djafar.  Menurut Kompol Abu Bakar, warga Tondo Kiri adalah juga bagian dari masyarakat yang kesehariannya juga menggunakan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi. Sehingga menyasarnya dalam edukasi tertib lalulintas adalah keharusan.  Selengkapnya klik di bio atau link: https://pojokpalu.com/2023/02/18/operasi-keselamatan-tinombala-sasar-tondo-kiri/
BERMAKSUD menghilangkan penat setelah seharian dud BERMAKSUD menghilangkan penat setelah seharian duduk di depan laptop, Afdhal pun menyusuri tanggul batu gajah di sekitar Pantai Tondo, Teluk Palu, Jumat (17/2/2023) sore. Hembusan sepoi angin laut menjadi lanut dan membuyarkan pikirannya seketika matanya tertuju pada beberapa benda mirip sampah plastik berwarna ungu mengapung di bibir pantai.
Didekatinya benda itu, lebih dekat lagi... Ternyata bukanlah sampah plastik yang kerap dijumpai di wilayah itu, melainkan biota laut berlendir dan hidup. Ada sekitar 10-an ekor, ukurannya bervariasi mulai 30cm - 50 cm. Bagi Afdhal, benda itu sangat asing karena baru kali ini dijumpainya.
Berbekal gawai yang tak pernah lepas dari sakunya, ia mengontak Om Google. Terketahuilah bahwa benda asing itu adalah ubur-ubur ungu atau ubur-ubur mahkota atau bahasa ilmiahnya Cephea cephea.  Selengkapnya klik di bio atau link: https://pojokpalu.com/2023/02/18/fenomena-ubur-ubur-ungu-terdampar-di-teluk-palu/
RABU (15/2/2023) pukul 05.45 Wita, Irfan bersama k RABU (15/2/2023) pukul 05.45 Wita, Irfan bersama keluarganya berhamburan keluar rumah. Angin kencang disertai hujan menerpa tempat tinggalnya di Kelurahan Balaroa, Palu Barat.
Bukan hanya di rumah Irfan angin itu mengamuk, warga lainnya di kawasan itu juga tak kalah tunggang langgangnya berlarian berusaha menyelamatkan diri, tentu dengan pakaian bangun pagi.
Gemuruh suara angin memekakkan telinga, hujan yang menyertainya membuat kuyup. Atap seng yang beterbangan kian menambah kepanikan warga di kawasan padat penduduk itu.
Hanya sekitar 10 menit, namun usai itu, rumah-rumah porak-poranda dibuatnya.  Selengkapnya klik di bio atau link: https://pojokpalu.com/2023/02/16/saat-angin-kencang-menyasar-balaroa/ ‎
Beberapa orang ibu menenteng karung goni ukuran be Beberapa orang ibu menenteng karung goni ukuran besar berjalan menyusuri bebatuan gajah yang memanjang di bibir Pantai Talise, Teluk Palu, Minggu (29/1/2023). Mereka sangat awas pada setiap langkahnya, jika tidak, kaki bisa terperosok di sela-sela bebatuan tersebut, dan tentu saja akibatnya bisa fatal.
Tak sekadar berjalan, mereka sesekali berjongkok dan bahkan merayap sembari mengais menggunakan besi setengah meteran di sela bebatuan itu. Besi itu sudah disiapkan sebelum berangkat dari rumah. Ujungnya sengaja dibengkokkan agar kaisan bisa dengan mudah diangkat.
Bukan siapa-siapa, ibu-ibu itu adalah ibu rumah tangga (IRT), warga Kelurahan Talise, Mantikulore, Palu. Hari Minggu itu adalah jadwal baginya untuk memunguti sampah-sampah, terutama plastik di kawasan yang belakangan mulai direvitalisasi pemerintah setempat untuk mengembalikan marwahnya sebagai kawasan wisata.
“Ini rutin kami lakukan sejak sebulan ini. Tapi kami bergiliran, kebetulan hari ini giliran kami dari kelompok lima,” aku ibu itu ketika pojokpalu.com menyapanya.
Selengkapnya klik tautan di bio atau klik : https://pojokpalu.com/2023/01/30/ibu-ibu-inspiratif-tak-malu-punguti-sampah/
Ketika dibuka untuk publik dua tahun lalu, Hutan K Ketika dibuka untuk publik dua tahun lalu, Hutan Kota yang dijuluki “Kaombona” jadi riuh. Hampir tidak ada warga di seantero Palu yang tidak mengenalinya, bahkan pernah “cuci mata” di tempat itu.
Orang tua, dewasa, anak-anak, remaja, tak terkecuali yang jomblo sekali pun pernah merasakan sukma di rerindang akasia dan bahkan tertusuk duri di seliweran kaktus di tempat yang dulunya bergunduk nan terik.
Di sana ada fasilitas olah raga, Taman Kaktus, jajanan kuliner, bahkan warkop. Ada pula valerium teater, meski paripurnanya tak tuntas. Kelam malam tak membuat merinding karena cahaya dari tiang-tiang listrik yang tertancap dekat trotoar telah berbaris rapi.
Sebuah keluarga dengan setelan Hanbok sedang asyik bergaya. Ia duduk di atas becak tak berpedal. Klik... fotografer itu mereview jepretannya. Penyedia jasa sewa pakaian pun tersenyum, Hanbok yang didatangkan khusus banyak diminati pengunjung.
Kedai menyapa pengunjung yang haus dan lapar di bilik-bilik kontainer. Tak sekadar menyiapkan kuliner, di sana ada view yang mempertontonkan dimensi Kota Kaledo, juga cakrawala di batas langit.
Tapi berselang setahun, ada suara histeria dari belakang di Taman Kaktus. Seorang remaja putri mengusap betis belalangnya yang terluka. Kakinya terperosok di jembatan kayu yang telah lapuk. Ia menyumpahi perawatan taman itu.
Berselang... riuh itu berubah sepi. Lalu lalang kendaraan di hitung jari, ilalang tumbuh subur, gulita yang menyeramkan, pendapatan parkir pun seret, air pun makin susah didapatkan, keluh bagi pejajan kuliner.
“Kalau begitu, mari kita kembali ke asal, dari Hutan Kota ke Hutan Desa” kata Amin, warga Talise.  Selengkapnya klik di tautan bio atau klik : https://pojokpalu.com/2023/01/25/kembali-ke-asal-dari-hutan-kota-ke-hutan-desa/
28 September 2018 silam, jalan ini terputus akibat 28 September 2018 silam, jalan ini terputus akibat bencana dahsyat tak terperikan bernama likuifaksi. Jalan yang dinamai Gunung Gawalise ini amblas hingga 8 meter. Bongkahannya mengalir bersama rerumah warga.
Selama lebih dari empat tahun terputus, jalan ini telah menorehkan ceritanya sendiri, mulai dari gembala sapi dan kambing, mas somay, hingga pedagang sayur, tak terkecuali ojek online. Meniti jalan berdebu, bergelombang dan juga berbatu.
Namun cerita itu bersambut, membiarkannya dalam kenangan pilu akan makin menyiksa. Karenanya, sejak beberapa hari terakhir, lalu lalang truk dan alat berat di jalan putus itu menjadi pemandangan yang mencerahkan, setidaknya bagi warga sekitarnya.
Selengkapnya klik di bio atau link https://pojokpalu.com/2023/01/24/menyambung-kembali-jalan-gunung-gawalise/
DI beberapa tempat, warga keturunan Tionghoa di Ko DI beberapa tempat, warga keturunan Tionghoa di Kota Palu merayakan pergantian Tahun Baru Imlek. Salah satunya di Vihara Eka Dharma Manggala yang terletak di Jalan Abdul Rahman Saleh, Birobuli, Sabtu (21/1/2023) malam atau menejlang dini hari.  Di vihara ini beragam kegiatan digelar menandai pergantian tahun dari 2573 ke 2574 Kongzili. Menurut penanggalan China, tahun ini berzodiak Kelinci Air. Puncak perayaan ditandai dengan persembahyangan yang yang dilakukan secara Bersama-sama.  Wakil Ketua Vihara Eka Dharma Manggala, Willem Chandra menjelaskan, tradisi perayaan imlek di vihara itu sudah rutin dilakukan setiap tahunnya. Namun kali lebih terbuka disbanding dua tahun sebelumnya setelah pemerintah melonggarkan kebijakan PPKM akibat pandemi COVID-19.  “Malam ini ada perayaan khusus sebelum ritual persembahyangan dilaksanakan seperti permainan-permainan yang melibatkan seluruh warga. Permainan ini untuk merekatkan silaturahmi di antara sesama,” jelasnya.  Selengkapnya klik di bio atau di https://pojokpalu.com/2023/01/22/imlek-bergembira-di-vihara-eka-dharma-manggala/
TAK kurang dari 1000-an anak turun ke jalan saat d TAK kurang dari 1000-an anak turun ke jalan saat digelar karnaval anak dalam rangka Gebyar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Lapangan Vatulemo, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (18/1/2023).  Ribuan anak dengan ragam pakaian itu berasal dari sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) dan Taman PAUD se Kota Palu. Kemeriahannya karnaval itu tidak semata karena banyaknya anak-anak yang ambil bagian, melainkan karena juga karnaval itu juga disertai dengan orang tua anak, terutama ibu yang terus memepet anak mereka.  Macet total sepanjang jalan yang dilalui.. Iya, karena selain anak-anak yang membutuhkan pengaturan ekstra agar dapat berbaris dengan rapi, orang tua anak juga tak kalah ekstra dalam pengaturannya.  Meski begitu, orang tua punya alasan untuk terus mendampingi anaknya, terutama karena sang anak kerap mencari ibunya.  Selengkapnya di : https://pojokpalu.com/2023/01/20/anak-yang-karnaval-ibu-yang-heboh/
RATUSAN umat Hindu yang tersebar di Kota Palu dan RATUSAN umat Hindu yang tersebar di Kota Palu dan sekitarnya mendatangi Pura Agung Wanakerta Jagatnatha yang terletak di Bukit Jabal Nur, Palu, Sabtu (14/1/2023) untuk melaksanakan upacara persembahyangan Hari Kuningan.  Hari Kuningan adalah rangkaian dari Hari Galungan yang perayaannya dilaksanakan 10 hari setelahnya. Jika Hari Galungan bermakna perayaan atau mengekspresikan rasa syukur atas kemangan Dharma (kebaikan) terhadap Adharma (kejahatan), maka Kuningan pada permohonan perlindungan dan keselamatan dan tuntunan lahir batin.  Di Palu, pelaksanaan upacara persembahyangan dipusatkan di Agung Wanakerta Jagatnatha. Upacara dilakukan dalam tiga sesi yakni pagi, menjelang petang dan malam hari.  Selengkapnya di : https://pojokpalu.com/2023/01/19/memohon-perlindungan-dan-keselamatan-di-hari-kuningan/
Sejumlah supporter Persipal Mania turun ke jalan m Sejumlah supporter Persipal Mania turun ke jalan memprotes keputusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang menghentikan kompetisi sepakbola Liga II dan III.
Tak hanya berorasi tentang penolakan keputusan PSSI itu, aksi supporter Persipal Mania yang digelar di Bundaran Hasanuddin itu juga membawa sebuah spanduk bertuliskan “PSSIKOPAT” yang cukup menarik perhatian para pelintas.
Menurut Ketua Umum Persipal Mania, Vidi Zulkarnain, mereka terpaksa turun ke jalan untuk menyuarakan ketidakbecusan PSSI dalam mengorganisir persepakbolaan di tanah air, tak terkecuali Liga II dan III yang dihentikan secara sepihak.  Selengkapnya di: https://pojokpalu.com/2023/01/19/pssi-hentikan-liga-2-persipal-mania-turun-ke-jalan/
Anggota komunitas motor tak selalu identik dengan Anggota komunitas motor tak selalu identik dengan ugal-ugalan di jalan. Setidaknya ditunjukkan oleh komunitas motor Vespa antik “NAJIS”, singkatan dari Nag Jhon Independen Scooter.
Saat mengaspal di jalan umum, kepeduliannya terhadap lingkungan, terutama sampah dipertontonkan dengan memunguti sampah plastik yang bertebaran di jalan.
Tersebutlah Zidan, salah seorang anggota “NAJIS” yang terpergok memungut sampah plastik lalu menmenggantungnya di kendaraan Vespa yang sudah dimodifikasinya sedemikian rupa.
Mudah saja bagi Zidan menggantung sampah plastik itu karena motor Vespanya yang dimodifikasi dan disebutnya sebagai "Rombe-Rombe" memiliki sekat-sekat dari temali. 
“Pungut, langsung masuk sekat,” ujar Zidan di Huntap Duyu, Kamis (12/1/2023). 
Bagi Zidan dan anggota komunitas Vespanya, peduli dengan lingkungan tidak harus dari yang besar-besar, hal-hal kecil sekalipun sudah sangat berarti bagi kelestarian lingkungan.
Zidan dalam “NAJIS ”nya berharap, praktik positif seperti itu dapat pula menginspirasi komunitas lainnya kerena menurutnya kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama.  Selengkapnya di: https://pojokpalu.com/2023/01/18/ketika-komunitas-motor-aksi-peduli-sampah/
Sejumlah penyintas bencana 2018 silam yang menamak Sejumlah penyintas bencana 2018 silam yang menamakan diri dari Forum Penyintas Bencana Layana mendatangi Kantor DPRD Sulawesi Tengah di Jalan Dr Sam Ratulangi, Senin (9/1/2023).
Kedatangan mereka ke kantor itu untuk meminta dukungan agar mendesak pemerintah setempat untuk menyediakan lahan huntap bagi mereka. Pasalnya, mereka telah “terusir” dari huntara yang selama empat tahun telah ditempatinya sejak bencana lalu.
Terusirnya mereka dari Huntara bukan tanpa alasan. Lahan yang ditempati Huntara mereka berdiri adalah milik seorang pribadi dengan status pinjam pakai. Lahan tersebut telah digunakan sejak 2018 lalu dan sesuai perjanjiannya akan berakhir pada 2020.
Namun hingga akhir 2020, ternyata Huntap yang dijanjikan pemerintah tidak kunjung ada, sehingga pemilik lahan membijaksanai perpanjangan lahan huntara itu untuk dipakai hingga dua tahun berikutnya lagi, atau hingga 2022.
Selengkapnya di: 
https://pojokpalu.com/2023/01/09/empat-tahun-di-huntara-layana-lalu-terusir/
Palu Menari Festival Ajang Palu Menari Festival Palu Menari Festival  Ajang Palu Menari Festival yang dihelat Komunitas Seni Lobo tahun ini berbeda dengan festival yang sama di tahun-tahun sebelumnya.
Kali ini dihelat di Rumah Seni Sjahrir Lawide, Tavanjuka, Palu, sejak 28/11/2022 lalu. Meski di tempat sederhana, namun magicnya tetap memukau penonton yang hadir.
Festival tiga hari itu menampilkan sejumlah penari dan koreografer terpilih dari beberapa daerah termasuk Gorontalo, di antaranya Tasya Qumaira (Palu), Ardan (Donggala), Dian Sarkawai (palu), Rintha (Buol), Sri Wulan Devi (Palu), Muhammad Ikbal Daud (Gorontalo).
Selain penari dan koreografer tersebut, ada pula pertunjukan special dari Listy Lestari, Sanggar Seni Sensasi, Bengkel Seni Balia, SMPN 15 Palu, Komunitas Avobulava, dan Komunitas Pelajar Berbudaya.
Menariknya, tak kurang dari anggota DPRD Kota Palu, Muthmainnah Korona ikut menari pada momen puncak acara itu. Katanya, itu adalah performance kebangkitan perempuan.
Koordinator Komunitas Lobo Ipin Cevin mengatakan, festival tersebut menjadi ajang bagi para seniman, terutama seniman tari untuk mengekspresikan diri sekaligus mengapresiasi karya-karya.  Selengkapnya di: https://pojokpalu.com/2022/12/19/palu-menari-festival/
Umat Hindu di Palu melaksanakan persembahyangan di Umat Hindu di Palu melaksanakan persembahyangan di Pura Jagatnatha Kerta Agung dalam rangka Hari Galungan yang kali ini jatuh pada Rabu (4/1/2023).  Persembahyangan itu diikuti ratusan umat Hindu yang tersebar di Kota Palu. Pelaksanaannya digelar dalam tiga sesi yakni pagi, menjelang petang dan malam hari untuk menghindari penumpukan umat.  Hari Galungan dilaksanakan setiap 210 hari sekali dan kemudian diikuti dengan perayaan Hari Kuningan yang dilaksanakan 10 hari setelahnya.  Hari Galungan adalah simbolisasi rasa syukur atas kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan) melalui restu Sang Hyang Widi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).  Selengkapnya di:
https://pojokpalu.com/2023/01/07/persembahyangan-hari-galungan/
Load More Follow on Instagram
  • menerangkan fakta, bernarasi visual
  • About

    • Profil
    • Contact
    • Dukungan
    • Tim Manajemen
  • Content

    • Sekitar
    • Inspirasi
    • Peristiwa
    • Gaya Hidup
  • Role

    • Kode Etik
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Cyber
  • Layanan Pemerhati

  • Unik, aktual, menyangkut kepentingan orang banyak. Hubungi kami di: +62 851 8687 1165 atau email: pojokpalu2000@gmail untuk kami coverage

  •   ©2023 by pojokPALU.  2023 by pojokPALU | bmzNETWORK | All rights reserved
    • About
    • Gallery
      • Gallery 01
      • Gallery 02
      • Gallery 03
    • Contacts