Bukit Salena Sayang, Bukit Salena Malang

SEGEROMBOLAN pengunjung menghampar tikarnya di atas rerumputan hijau di bawah langit. Mereka menata beberapa bungkusan dalam kotak plastik ke atas tikar itu, lalu duduk menatap jauh ke depan, ke arah Teluk Palu yang ujung cekungannya menjorok ke dalam kota.
Tiga orang di antara mereka tak ikut duduk, melainkan sibuk menyetel gawainya untuk mengabadikan momentum yang mungkin saja baru kali ini didapatkannya.
“Rentangkan tangannya ke samping, angkat dagunya sedikit,” perintahnya kepada seorang perempuan yang jadi obyek fotonya. Dan klik, klik, foto itu dipamerkan ke rekannya yang lain.
“Waowww… kerennnn,” teriaknya hampir histeris.
Gerombolan warga itu sedang berada di kawasan wisata alam perbukitan Salena. Bukit ini berada di ketinggian sekitar 980 mdpl. Secara administratif berada dalam wilayah Dusun Salena, Kelurahan Buluri, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu.
Area perbukitan yang dulunya “kering kerontang” ini disulap menjadi kawasan wisata alam yang perintisannya telah dilakukan sejak 2017. Ia resmi menjadi kawasan wisata alam setelah Pemerintah Kota Palu meresmikannya di 2019, atau setahun setelah trio bencana gempa, likuifaksi, dan tsunami menghempas Kota Palu dan sekitarnya.
Tak hanya sekadar kawasan wisata alam, bukit Salena juga menjadi arena olahraga alam terbang layang atau paralayang yang saban Minggu menjajal oase Kota Palu dari langit. Bahkan sejumlah even nasional dan internasional pernah digelar di tempat ini.
Terkini, even Palu Sport yang salah satu cabangnya mempertandingkan olahraga paralayang akan dihelat di Kawasan ini pada Minggu, 19 November 2023 mendatang.
Bisa jadi, tidak ada yang meragukan ciamiknya panorama alam dari ketinggian jika dipandangi dari perbukitan Salena ini. Sejauh mata memandang, negeri lima dimensi yang banyak diujarkan para elit untuk “menjual” Palu, benar-benar terlihat.
Lembah, ngarai sungai, teluk, laut, dan pegunungan tersaji demikian apik bak lukisan alam yang tak pernah bosan ditatap. Bahkan, Amran, salah seorang pengujung berani berkata,” kalau sudah di sini, sepertinya bukan lupa pulang, tapi lupa utang.”
Panorama itu didukung oleh hawa yang sejuk. Bukit dengan ketinggian seperti itu melengserkan panas, sangat kontras dengan hawa kebanyakan ketika berada di dataran rendah atau di lembah Palu. Kata Amran, “Kalau di kota, satu orang satu matahari, tapi kalau di sini tidak ada matahari,” kelakarnya untuk menggambarkan sejuknya suasana perbukitan Salena itu.
Warga setempat yang memasang portal di jalan untuk mengabsahkan kedatangan pengunjung mengaku, bukan hanya di hari libur pengunjung berdatangan ke kawasan wisata andalan itu, hari biasa pun, terutama di waktu sore pengunjung berdatangan. Ada yang datang sendiri, bersama pasangan, atau pun rombongan keluarga.
Menjangkau bukit Salena kini memang sangat mudah dan lancar. Infrastruktur jalan menuju tempat itu telah ditingkatkan sejak setahun terakhir ini. Aspal mulus tak henti mulai dari bibir pertigaan Jalan Trans Sulawesi hingga di lokasi wisata, meski dengan kelokan dan tanjakan curam. Dari pusat Kota Palu, hanya butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai di tempat tersebut atau dengan jarak tempuh 11 kilometer. Cukup dekat dan dengan demikian menjadi cepat.
Peningkatan jalan itu menjadi wujud nyata keseirusan Pemkot Palu untuk mengembangkan sektor pariwisata di kota berjuluk Kota Kaledo itu. Jangankan kawasan wisata alam bukit Salena, pantai Teluk Palu yang lima tahun lalu porak-poranda oleh terjangan tsunami, kini secara bertahap mulai dibenahi kembali agar ikon wisata di kawasan itu kembali memancarkan sinarnya.
Pemkot Palu memang harus bekerja keras karena ia harus punya daya tarik untuk dikunjungi, apalagi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palu, angka kunjungan wisata telah dipatok harus naik sebesar 15,37 persen dari angka kunjungan 2022 lalu sebanyak lebih kurang 100 ribu kunjungan, termasuk wisatawan mancanegara.
Terus didatanginya bukit Salena oleh pengunjung sangat dimungkikan, karena bukan hanya view alam yang disajikan, fasilitas pendukungnya pun sudah disediakan. Ada area camping ground, parkiran yang cukup luas, bangunan aula, toilet dan tentu ada air bersihnya. Pun ada tenda lapang lengkap dengan bale-balenya untuk menanungi pengunjung yang betah di siang hari.
Informasi yang beredar sejak dua tahun lalu menyebutkan jika ditempat ini juga akan dibangun flyng fox terbesar dan terpanjang di Asia Tenggara yang membentang dari bukit Salena ke lembah di bawahnya, meski faktanya hingga kini sarana yang dimaksud belum terbangun juga.
Menyoal potensinya, bukit Salena sangat potensial untuk menjadi kawasan wisata unggulan, terlebih sudah mendapat dukungan dari pemerintah sendiri dan tak terkecuali oleh warga setempat.
Penduduk Koa Palu sebagai ibukota provinsi Sulawesi Tengah yang terus bertumbuh adalah pasar besar baginya. Pelaku usaha sektor jasa dan perdagangan yang mengambil peran utama dalam perekonomian Kota Palu adalah ceruk pasar berdaya beli tinggi. Itu belum termasuk pengunjung dari luar Palu sendiri yang kerap kali datang mebawa rasa penasarannya.
Saat ini yang tersisa adalah bagaimana merawat bukit Salena yang brand awarenessnya sudah mulai mengangkasa. Jangan sampai hanya karena persoalan sampah, terutama sampah plastik yang terlihat sepele justeru menjadi kick back untuk menjustifikasi ketidakbecusan mengelola kawasan wisata alam yang indah dan tiada duanya. Jika ini terjadi, tentu saja hanya ungkapan “Bukit Salena Malang” yang bisa terujar. (bmz)

Tulisan juga ditayangkan di beritaPALU

 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by pojokPALU (@pojokpalu)

 

pojokpalu

Writer & Blogger

Related Posts:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

terBARU

  • All Post
  • foto
  • gaya hidup
  • inspirasi
  • panggung
  • peristiwa
  • sekitar
  • Sorotan
  • travel
  • Uncategorized

Newsletter

BERGABUNG DENGAN KAMI

Masukkan email Anda di bawah ini untuk mendapat pemberitahuan update dari kami..

You have been successfully Subscribed! Please Connect to Mailchimp first

Back to Nature

Perubahan iklim adalah nyata. Mari bergerak bersama untuk mengurangi dampaknya.

terPOPULER

  • All Post
  • foto
  • gaya hidup
  • inspirasi
  • panggung
  • peristiwa
  • sekitar
  • Sorotan
  • travel
  • Uncategorized

Instagram

Edit Template

Alamat

© 2023 by pojokPALU | Supported by bmzNETWORK | All rights reserved